Satu Buku Satu Siswa
Foto MPLS tema giat gerakan literasi sekolah
Memang gerakan literasi ini tampaknya sedikit sulit untuk dijalankan, mengingat istilah budaya membaca di Indonesia sendiri masihlah belum menjadi kebiasaan.
Ruang lingkup GLS di SMP meliputi lingkungan fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana prasarana, literasi), lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif semua warga sekolah) dalam melaksanakan kegiatan literasidi sekolah dan lingkungan akademik (adanya program literasi yang nyata dan bisa dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah).
Dalam hal ini, Perpustakaan Relicmandaya SMPN 27 Malang mendukung dan siap untuk mensukseskan GLS. Perpustakaan SMPN 27 Malang siap membentuk iklim literasi sekolah di arahkan pada pengadaan dan pengembangan lingkungan fisik seperti buku non pelajaran novel, kumpulan cerpen dll.
Tim perpust Relicmandaya memilih cara yang mudah saja, pagi tadi waktu mengisi kegiatan MPLS siswa kelas 7 di ajak membaca bersuara dan membaca senyap dari buku cerita bertema persahabatan yang siswa bawah dari rumah tentunya buku yang dipilih sendiri dan tentunya buku yang mereka sukai. Cukup satu buku saja dan tidak boleh lebih.
Dari 1 buku itu siswa kelas 7 di minta untuk menceritakan kembali buku yang dibacanya dalam bentuk tulisan, dan terkumpulah sekitar 156 cerita. Di sini muncul ide untuk meningkatkan budaya literasi di sekolah. Peran perpustakaan sekolah dalam meningkatkan literasi harus dikembangkan dengan berbagai cara.
Beberapa motivasi yang dapat dilakukan perpust Relicmandaya dalam GLS antara lain memberi penghargaan terhadap siswa tergiat meminjam setiap akhir semester, penghargaan terhadap siswa tergiat berkunjung ke perpustakaan setiap akhir semester dan siswa teraktif mengikuti berbagai kegiatan perpust Relicmandaya.
Dengan demikian, betapa besarnya manfaat perpustakaan sekolah dalam proses belajar mengajar dengan turut berperan dalam giat gerakan literasi sekolah.
Tim perpust Relicmandaya
Komentar
Posting Komentar